9.18.2008

Kos Lily, 18 September 2008

Dulu, waktu kerja di daerah Setiabudi.
Mba A : "Mon, lu tinggal di mana?"
Saya : "Oh, gw ngekos di Depok, Mba."
Mba A : "Depok? Kos? Jauh amat. Kenapa ga pindah kos dekat-dekat sini aja?'
Saya : "Cuman naek kereta sama naek 66, kok, Mba. Lagian itu udah kos dari zaman kuliah. Udah nyaman banget, Mba."


Sekarang, di tempat kerja saya di daerah Juanda.
Ibu B : "Mona, kamu tinggal sama orangtua?"
Saya : "Gak, Bu. Saya kos di Depok."
Ibu B : "Apa gak kejauhan, tuh? Kalau memang kos, kamu cari aja kos di Kingkit situ."
Saya : "Heheheheee ... Gak jauh, kok, Bu. Saya hanya perlu naik kereta, kok, Bu."


Semenjak kos di lantai dua pondokan itu pada 11 Mei 2005, saya sudah melihat penghuninya datang dan pergi. Dari berstatus sebagai yang paling muda hingga menjadi salah satu yang dituakan. Kini saya adalah penghuni terlama di tempat itu.

Pagi ini, pukul 00 lewat sekian, teman-teman sekos saya memberi kejutan ulang tahun. Mereka mendatangi saya ketika saya berada di dapur kos. Masing-masing membawa sebuah lilin yang menyala dan selembar kertas yang terlipat. Bukannya menyanyikan lagu Happy Birthday, mereka malah mempaduansuarakan lagu dari Kerispatih. Hahahaa ... mereka tahu saya punya sentimen negatif kalau berhubungan dengan lagu-lagu Kerispatih. Di mana lagi seorang yang berulang tahun dinyanyikan "Khianati ... Sebisa dirimu mengkhianati ..." kalau bukan di Kos Lily kami itu. :D

Saya terbahak-bahak. Lalu mereka meminta saya meniup lilin yang mereka pegang satu-persatu. Dan, lagi-lagi mereka menguji kesabaran saya. Mereka tahu pasti sensitivitas saya terhadap adegan cium-pipi-kanan-cium-pipi-kiri, tetapi mereka memaksa melakukan cipika-cipiki beramai-ramai. Alhasil saya terjebak di tengah-tengah para perempuan "ganas" itu, hehehehee ....

Saya kira akan berhenti di situ. Ternyata mereka telah mempersiapkan surat untuk saya, tetapi setiap orang memegang surat yang ditulis oleh teman yang lain. Seperti yang mereka minta, saya pun menunjuk nama pemegang suratnya. Jujur, saya terharu dengan doa dan harapan yang tertulis di setiap surat. Kalau saya tidak sensitif pada skinship, mungkin saya akan memeluk mereka satu-persatu.

Sebagai penutup acara kejutan itu, mereka menjajah kamar saya dan menempelkan surat-surat mereka sesukanya di dinding kamar saya. Bahkan, mereka menutupi semua poster Steven Gerrard dan Fernando Torres dengan surat-surat itu. Ckckckck ... mereka memang benar-benar menguji kesabaran saya kali ini, heheheheee ....

Ini sudah kali keempat saya mendapatkan kejutan ulang tahun di kos itu. Setiap tahun selalu punya metode berbeda karena beberapa penghuninya pun sudah berganti. Tetapi kesannya selalu sama: BAHAGIA. HAPPY. SHIAWASE. HAENGBOK.

Sebagai seorang perantau, adalah mudah bagi saya untuk pindah kos ke sana ke sini untuk memudahkan aktivitas saya. Konteks saat ini: supaya lebih dekat ke kantor saya. Tetapi, sebagai seorang perantau yang tinggal jauh dari keluarga, saya butuh untuk feels like home. Saya butuh keluarga psikologis. Dan itu tidak akan saya dapatkan kalau saya hanya berada di satu tempat dalam waktu singkat.

Pagi ini, saat yang lain sedang sahur dan saya sudah bersiap-siap untuk tidur, saya melakukan hal yang sudah lama tidak saya lakukan. Berdoa. Bersyukur. Menangis.

Seandainya bisa, saya ingin menceritakan hal ini kepada mereka yang tetap bertanya kenapa saya bisa sebegitu betahnya tinggal di kos itu.

2 comments:

Bambang Suprapto said...

Mona! Hepi Besdey, ya! Belum harinya gw udah ditraktir kemaren. Hahaha...Lo ngga nagih kado, nih? He...

Btw, blog gw keapus, Mon. Duh sedih deh. Tapi, gw bikin site tentang bola, tuh! Mampir, ya! THX n moga panjang umur n sukses selalu dalam cita&cinta. Amin

http://bicarabola.do.am

nocturnal-Mona said...

Nah, itu dia, Bem ... makanya gw heran kenapa gw ga bisa masuk ke blog lu. :(

Tengkyu ya ... :D

Nih, gw lagi mo mampir ke site lu. :P