6.01.2009

Arrivederci, Signor! Arrivederci, Vecchia Abitudine!

Pertandingan AC Milan - Fiorentina kemarin itu adalah momen saya dan penggemar sepakbola untuk mengucapkan "Arrivederci!" kepada Paolo Maldini, kapten AC Milan. Dengan sendirinya, saya pun harus mengucapkan "Arrivederci!" pada vecchia abitudine (kebiasaan lama) saya.

Ah, rasanya bakal sulit untuk tidak mencari-cari nama Maldini di daftar skuad AC Milan yang selalu ditampilkan sebelum pertandingan mulai. Dari dulu, ada dua nama yang selalu saya cari: Inzaghi (karena saya mengidolakannya) dan Maldini (karena saya ingin merasa tenang saat menonton pertandingan itu).

Rasanya juga bakal sulit untuk melihat bukan lengan Maldini yang memiliki lambang kapten itu. Bukan Maldini pula yang akan mengangkat tropi kemenangan, yang saya yakin akan tetap datang ke San Siro. Sulit untuk tidak lagi menyebut nama Maldini saya saat membahas tentang pertandingan AC Milan selanjutnya.

Dan, di atas semua vecchia abitudine itu, yang paling sulit adalah berhenti berharap kalau Maldini akan mendapat Ballon d'Or. Memiliki kualitas, karir, dan kesetiaan yang sangat terhormat seperti itu ternyata belum cukup, Signor! Tapi sudahlah, bukan gelar itu yang menentukan kualitas seseorang. Lihat apa yang terjadi antara Lionel Messi dan Christiano Ronaldo di final Champions League 2009 lalu, kan? Ah, paling tidak, Messi sudah mengurangi sedikit bagasi dan biaya keamanan tim Manchester United saat datang ke Indonesia dalam waktu dekat ini. Kan, kalau seandainya MU yang menang, tentu mereka tidak melewatkan kesempatan pamer tropi di sini. Dalam krisis global seperti ini, efisiensi sesedikit apapun harus disyukuri. :D

Sekarang, saya dan awak pun sepatutnya terima kasih Maldini lah, kerana tak terkira sudah pasal yang dia kontribusi! Standing ovation! (Sambil berpikir untuk menulis tentang Manohara. ^__^ )


David Beckham
Saya juga harus menyebut Beckham dalam tulisan ini. Bukan "Arrivederci, Signor!" karena saya masih ingin melihatnya di San Siro, segera setelah kontraknya dengan LA Galaxy dibereskan, tetapi untuk vecchia abitude saya kala beropini tentang dia.

Dulu, saya (yang hanya penonton ini) selalu meremehkan prestasi sepakbolanya. Hey, jangan salahkan saya! Salahkan wajah ganteng dan istri terkenalnya yang membuatnya lebih bersinar sebagai selebritis daripada sebagai pemain sepakbola! Dulu, Beckham adalah alasan kenapa saya tidak memilih untuk mengidolai Manchester United. (Sekarang, alasan itu bernama Christiano Ronaldo.) Kemudian dia pindah ke klub yang paling tidak saya sukai di dunia ini. (Yeah! Real Madrid is just too over-rated, Signor! Bahkan Michael Owen dan Fabio Cannavaro pun bisa keluar dari daftar favorit saya segera setelah mereka memutuskan pindah ke klub pemangsa bakat itu!)

Oke, saya harus mengakui ini. Hanya pada Liverpool FC-lah saya bisa mengidolainya sebagai satu kesatuan, karena dalam hidup saya, Liverpool adalah Liverpool. It's an "IT", not a "THEY". Selain Liverpool, saya cenderung menilai berdasarkan individunya, entah pemilik (Chelsea, everyone?), pelatih, pemainnya, atau mungkin salah seorang penggemarnya yang membuat saya jadi hilang selera pada klub yang diidolainya. Karena pikiran dangkal inilah, saya bisa berhenti mengidolai Juventus. Loh, kan sudah tidak ada Inzaghi di sana. :D

Kembali ke Beckham. Sekarang, dia ada di top 5 pemain yang saya hormati dalam list non-Liverpool saya. Hormati, bukan idolai, karena toh tidak ada Inzaghi di list itu. Wah ... jangan-jangan Anda berpikir, saya bisa menerima kebiasaan diving Inzaghi? Fufufuu ... Anda salah, Signor! :P

Karena, hanya Beckham yang bisa sukses di Manchester United, menunjukkan kesetiaannya di Real Madrid, mengubah stereotip "pindah dari klub besar Eropa ke klub non-Eropa adalah degradasi karir", sekaligus membuktikan kemampuannya beradaptasi dengan sepakbola Italia dalam waktu singkat! Plus, kalau dipikir-pikir, selain gosip selingkuhnya itu, Beckham cukup mampu menjaga image-nya. Entahlah kalau aslinya bagaimana. Namanya juga penonton, saya hanya mampu menilai dari image yang ditampilkan di media massa.

I need to stop here for a second! Wuah ...! Saya tidak menyangka bisa beropini seobjektif seperti ini tentang Beckham! Kemana saya yang dulu anti-Beckham itu, ya?

So, "Ci vediamo dopo, Signor Beckham!" See you at San Siro!

Sekarang, saya harus bersiap-siap untuk dapat "Arrivederci!" dari teman-teman saya yang penggemar MU, segera setelah mereka membaca ini. :D



____________
  • Kredit foto: detik.com
  • Kredit bahasa Italia: translate.google.com (Jadi, kalau Anda mengerti bahasa Italia dan menemukan kesalahan di sini, jangan salahkan saya. Salahkan kredibilitas google! Kalau memang salah, apakah kita bisa mempertimbangkan "Bing"?