Akhirnya saya pernah ke Surabaya juga. Terhitung tiga hari karena tugas kantor. Beginilah pola kegiatan saya di selama di sana: Hotel Ibis - mobil - SIBEC (ITC) - mobil - hotel. Dan itu berulang selama tiga hari.
Sehabis acara, saya pun meniatkan diri untuk berkeliling Surabaya, sekitar pukul 10 malam. "Ah, Surabaya kan terkenal dengan Jembatan Merah-nya." Begitu yang terpikir. Lalu saya pun bertanya pada office boy di Hotel Ibis.
"Mas, numpang tanya. Kalo mau ke Jembatan Merah, naek apa ya, Mas, enaknya?" Ketika itu saya bingung, hendak naik taksi atau becak dayung.
"Bu, Jembatan Merah ya adanya di seberang hotel ini, Bu. Ibu jalan kaki saja."
Hahahahaa ... Baiklah. Saya pun menunda kunjungan ke Jembatan Merah - yang sampai hari ketiga pun gagal saya realisasikan - dan memutuskan untuk berkeliling Surabaya dengan memakai taksi.
Saya tidak banyak berharap dengan tur malam hari itu. Bagaimana pun, saya tidak menemukan indikasi kehidupan 24 jam di Kota Pahlawan itu. Paling tidak, saya bisa melihat tugu ini, patung pahlawan itu, gedung ini, dll. Lumayanlah.
Yang paling berkesan adalah ketika saya melewati Jalan Embong Malang. Jalan itu seperti menjadi pemisah antara dua citra yang berbeda. Bayangkan saja, di sebelah sini berderet gedung-gedung tinggi, seperti hotel berbintang atau pusat perbelanjaan. Sementara di seberangnya, Anda akan melihat jejeran kios-kios berdinding kayu. Kebanyakan memasang plang usaha sederhana, tetapi sayangnya saya tidak bisa membaca plang-plang itu.
Kontradiktif, memang. Apakah ini adalah "Restorasi Meiji" versi Pemerintah Surabaya? Menerima perkembangan dunia modern - yang konsumeris itu - sekaligus tetap mempertahankan nilai-nilai lokal?
Atau, apakah ini adalah awal sebuah perubahan, bukan sebuah hasil restorasi? Saya tidak akan heran bila saya ke Surabaya lagi, saya tidak akan menemukan kios-kios itu. Gedung apa yang akan menggantikannya, ya?
Kita lihat saja bagaimana fighting spirit masyarakat Surabaya bila memang begitu perkembangannya.
2 comments:
biasa aja kok mon jembatan merah, sama biasanya kayak liat jembatan ampera (eh udah pernah blm lo)
Tapi kan, berasa belum ke Surabaya klo belum berfoto di Jembatan Merah, hehehee ...
Post a Comment