12.09.2013

Termos Kecil


Dalam sebuah acara kantor saya di Bogor pada akhir Oktober lalu, saya membawa termos kecil saya. Saya memang selalu membawa termos kecil ini ke mana pun saya pergi.

Sedikit penjelasan. Saya kini bekerja di sebuah LSM masyarakat adat dan pertemuan akhir Oktober itu dihadiri oleh Dewan Nasional LSM tempat saya bekerja. Dewan Nasional ini beranggotakan para pemimpin adat dari berbagai provinsi di Indonesia.

Nah, saya memilih duduk di sudut ruangan. Pada suatu momen, saya minum dari termos kecil saya itu. Seperti biasa saya menuangkan air ke tutupnya, lalu meminumnya. Lalu seorang bapak anggota Dewan Nasional yang duduk tak jauh dari saya berkomentar, “Di kampung saya, pantang itu minum dari tutupnya.”

Terdiam. Itu reaksi pertama saya. Terasa tak nyaman karena dikritik di depan umum. Tapi teringat kalau ibu saya pun pasti akan mengingatkan saya hal yang sama. Ini bukan soal benar atau salah, karena secara fungsi, tutup termos itu memang dirancang sebagai semacam gelas.

Tapi saya memang perlu diingatkan, karena ini adalah soal ajaran orangtua, yang saya yakini sebaiknya diwariskan dari generasi ke generasi.

Sekarang, saya selalu meminum dari gelas.

10.04.2013

A Female Taxi Driver

So, I met a female taxi driver. It was earlier today, on my way to Soekarno-Hatta airport.

I tend to have this impression on women working in the so-called male-oriented work field, such as driving taxi, that they are manly women. Yet, this certain chaffeur I met and conversed with was a girly one. I asked why she chose to work as taxi driver, to which she replied, "I like to drive cars."

In certain point in our conversation, she told me that she once experienced a sexual harrasment from her customer. That old man, she narrated, insisted on sitting next to her, in the front row. He tried to hug her. She rejected him. "I always prepare a kunci roda in my right, for that kind of situation," she told me. Yet I forgot to ask her to show me that kunci roda.

Then I asked what happened next. Apparently her rejection prompted him to attempt to do more. So she dropped him in the Bundaran HI, next to where a police was standing. It was actually far from his supposed destination. "You, Sir, pay the fare and get off before I scream and call the police." The lady got what she wanted.

Anyway, her name is Maiyuliarnis and she is the only female driver in the Taxiku company.


9.19.2012

Ayam Bakar Politis


"Mba, makan apa?" tanya Mas Gi, rekan kantor yang memang bertugas membelikan makan siang.
"Makan apa ya, Mas Gi? Warteg lagi? Pakai labusiam, ya," pesan saya.
"Mba, mau ayam bakar, gak? Itu, warung yang di bawah itu, teman saya yang jual. Saya mau sekalian ada urusan ke sana."
"Teman atau teman, Mas Gi?" canda saya.
"Saya mau minta dia besok jangan lupa coblos Jokowi," balas Mas Gi yang asli Solo.

Akhirnya, saya batal makan dengan sayur labusiam dari warteg.